Praktik Identifikasi Kebuthan Dasar Murid
AKSI NYATA TOPIK: DISIPLIN POSITIF Praktik Identifikasi Kebuthan Dasar Murid Aksi Nyata: Jelaskan kepada murid tentang kebutuhan dasar manusia. Mintalah murid untuk menggambar, menulis atau mengisi survey pemahaman tentang kebutuhan dasar. Analisis kebutuhan dasar Murid Anda, mana yang paling tinggi, dan kebutuhan dasar mana yang paling rendah Petakanlah kebutuhan dasar murid di kelas Anda. Buatlah strategi aksi apa yang akan anda lakukan dari hasil pemetaan kebutuhan dasar murid. Kebutuhan dasar apa dari murid yang belum terpenuhi dan bagaimana anda akan membantu murid memeneuhi kebutuhan dasar tersebut? Praktik Identifikasi Kebuthan Dasar Murid MEGI VORNIKA, M.Pd VIDEO PEMBELAJARAN HAKIKAT MANUSIA Sumber : video Megi Vornika- YouTube MODUL : Penjelasan kebutuhan dasar Manusia BAHAN BACAAN RELEVAN TENTANG KEBUTUHAN DASAR MANUSIA >> Buka dan Baca ini Buka ini: Kebudayaan Hak Asa...
Nama: Fellicia Tri Fortuna
ReplyDeleteNim: 2110206022
Jurusan: MPI
1. Suasana
Rumah adalah tenpat anak lahir dan langsung menjadi anggota baru dalam
rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang tuanya dengan gembira dan
malahan sering dirayakan dengan mengadakan selamatan/tasyakuran. Di rumah,
anak diasuh oleh orang tuanyan dalam mengatasi segala macam kesukaran.
Sebaliknya anak mencurahkan segala kepercayaannya kepada orang tuanya.
Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak
dikenalnya. Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada peserta didik tidak
mendalam seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya, sebab guru dan peserta
didik tidak terikat oleh tali kekeluargaan.
2. Tanggung Jawab
Di rumah anak dibiasakan berbuat baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan
buruk. Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi teladan bagi
anak. Sifat-sifat yang baik diwujudkan orang tua dalam perkataan, perbuatan dan
tingkah lakunya diusahakan supaya ditiru oleh anaknya.
Di sekolah guru merasa bertanggung jawab terutama terhadap pendidikan
otak peserta didiknya. Ia merasa telah memenuhi kewajibannya dan mendapat
nama baik jika murid-muridnya sebagaian besar naik kelas atau lulus dalam ujian.
3. Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila apar,
tidur apabila mengantuk. Ia boleh bermain. Ia tidak dilarang mengeluarkan isi
hatinya selama tidak melanggar kesopanan.
Di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Di sana ada aturan –
aturan yang tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus
duduk selama waktu itu pada tempatyang ditentukan pula. Ia tidak boleh
meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizing gurunya. Pendeknya aia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
4. Pergaulan
Di rumah pergaulan diliputi oleh suasana kasih sayang, saling mengerti dan
saling membantu. Meskipun di dalam rumah tangga kadang-kadang terjadi
perkelahian kakak adik, tetapi di luar rumah kakak senantiasa mempertahankan
adiknya, anak menjaga nama baik orang tuanya.
Di sekolah pergaulan antara peserta didik dengan dengan peserta acap kali
lebih “lues”. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-masing.
Nama : adam mustakim
ReplyDeleteNim : 2110206012
Jurusan : MPI 2B
1. Ada perbedaan antara rumah dan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab, maupun kebebasan pergaulan. Jelaskan perbedaan lingkungan tersebut ?
Jawab :
a. Suasana
Rumah adalah tempat anak lahir dan langsung menjadi
anggota baru dalam rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang
tuannya dengan gembira dan malahan kerapkali dirayakan dengan
mengadakan selamatan/ tasyakuran.
Sedangkan sekolah adalah tempat anak belajar.Ia berhadapan
dengan guru yang tidak dikenalnya. Guru itu selalu berganti –
berganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih
sayang orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terikat
oleh kekeluargaan.
b. Tanggung Jawab
Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua
menjadi teladan bagi anak.Telah dikatakan bahwa orang tua atau
keluarga menerima tanggung jawab mendidik anak – anak dari Tuhan
atau karena kodratnya.Keluarga, yaitu orang tua bertanggung jawab
penuh atas pemeliharaan anak – anaknya sejak mereka dilahirkan, dan
bertanggung jawab penuh atas pendidikan watak anak – anaknya.
c. Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak geriknya, ia boleh makan
apabila lapar, tidur apabila mengantuk. Ia boleh bermain. Ia tidak
dilarang mengeluarkan isi hatinya selama tidak meanggar kesopanan.
Sedangkan di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat.
Di sana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang
ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada tempat yang di tentukan pula.
d. Pergaulan
Kehidupan dan pergaulan dalam lingkungan keluarga
senantiasa diliputi oleh rasa kasih sayang diantara anggota-
anggotanya. Biarpun kadang-kadang terjadi perselisihan-perselisihan
diantara anggota-anggota keluarga itu, namun perselisihan itu tidak
akan memutuskan tali kekeluargaan mereka.46
Sedangkan Kehidupan atau pergaulan di sekolah bersifat
lebih Zakelijk dan lebih Lugas.Di sekolah harus ada ketertiban dan
peraturan-peraturan tertentu yang harus dijadikan oleh tiap-tiap murid
dan guru. Anak tidak boleh ganggu-mengganggu, masing-masing
hendaklah melakukan tugas dan kewajiban menurut peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan.
Nama : Nurpaizah
ReplyDeleteNim : 2110206011
Jurusan : MPI
Lokal : 2A
1. Apa Perbedaan Antara rumah dengan sekolah ? baik dari segi suasana , tanggung jawab maupun kebebasan dan pergaulan. Jelaskan Perbedaan Lingkungan Tersebut!
1. Suasana Rumah
adalah tempat anak lahir dan langsung menjadi anggota baru dalam
rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang tuanya dengan gembira dan malahan sering dirayakan dengan mengadakan selamatan/tasyakuran. Di rumah,anak diasuh oleh orang tuanyan dalam mengatasi segala macam kesukaran.
Sebaliknya anak mencurahkan segala kepercayaannya kepada orang tuanya. Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak dikenalnya. Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada peserta didik tidak
mendalam seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya, sebab guru dan peserta didik tidak terikat oleh tali kekeluargaan.
2. Tanggung Jawab
Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi teladan bagi anak.Telah dikatakan bahwa orang tua atau keluarga menerima tanggung jawab mendidik anak – anak dari Tuhan atau karena kodratnya.Keluarga, yaitu orang tua bertanggung jawab penuh atas pemeliharaan anak – anaknya sejak mereka dilahirkan, dan
bertanggung jawab penuh atas pendidikan watak anak – anaknya.
3.Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila apar, tidur apabila mengantuk. Ia boleh bermain. Ia tidak dilarang mengeluarkan isi
hatinya selama tidak melanggar kesopanan.
Di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Di sana ada aturan – aturan yang tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus
duduk selama waktu itu pada tempatyang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizing gurunya. Pendeknya aia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan- peraturan yang telah ditetapkan.
4.Kehidupan dan pergaulan dalam lingkungan keluarga
senantiasa diliputi oleh rasa kasih sayang diantara anggota-
anggotanya. Biarpun kadang-kadang terjadi perselisihan-perselisihan
diantara anggota-anggota keluarga itu, namun perselisihan itu tidak
akan memutuskan tali kekeluargaan mereka.46
Sedangkan Kehidupan atau pergaulan di sekolah bersifat
lebih Zakelijk dan lebih Lugas.Di sekolah harus ada ketertiban dan
peraturan-peraturan tertentu yang harus dijadikan oleh tiap-tiap murid
dan guru. Anak tidak boleh ganggu-mengganggu, masing-masing hendaklah melakukan tugas dan kewajiban menurut peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
Nama: awang sb
ReplyDeleteNim: 2110206021
Jurusan: mpi
1. Suasana
Rumah adalah tenpat anak lahir dan langsung menjadi anggota baru dalam
rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang tuanya dengan gembira dan
malahan sering dirayakan dengan mengadakan selamatan/tasyakuran. Di rumah,
anak diasuh oleh orang tuanyan dalam mengatasi segala macam kesukaran.
Sebaliknya anak mencurahkan segala kepercayaannya kepada orang tuanya.
Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak
dikenalnya. Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada peserta didik tidak
mendalam seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya, sebab guru dan peserta
didik tidak terikat oleh tali kekeluargaan.
2. Tanggung Jawab
Di rumah anak dibiasakan berbuat baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan
buruk. Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi teladan bagi
anak. Sifat-sifat yang baik diwujudkan orang tua dalam perkataan, perbuatan dan
tingkah lakunya diusahakan supaya ditiru oleh anaknya.
Di sekolah guru merasa bertanggung jawab terutama terhadap pendidikan
otak peserta didiknya. Ia merasa telah memenuhi kewajibannya dan mendapat
nama baik jika murid-muridnya sebagaian besar naik kelas atau lulus dalam ujian.
3. Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila apar,
tidur apabila mengantuk. Ia boleh bermain. Ia tidak dilarang mengeluarkan isi
hatinya selama tidak melanggar kesopanan.
Di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Di sana ada aturan –
aturan yang tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus
duduk selama waktu itu pada tempatyang ditentukan pula. Ia tidak boleh
meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizing gurunya. Pendeknya aia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
4. Pergaulan
Di rumah pergaulan diliputi oleh suasana kasih sayang, saling mengerti dan
saling membantu. Meskipun di dalam rumah tangga kadang-kadang terjadi
perkelahian kakak adik, tetapi di luar rumah kakak senantiasa mempertahankan
adiknya, anak menjaga nama baik orang tuanya.
Di sekolah pergaulan antara peserta didik dengan dengan peserta acap kali
lebih “lues”. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-masing.
Nama :Uswatun Hasanah
ReplyDeleteNim :2110206027
Kelas :2 B, MPI
Perbedaan rumah dan sekolah ,yang meliputi dari segi suasana,tanggung jawab,kebebasan dan pergaulan
1.SUASANA
-rumah,tempat kita itu tinggal dan tempat kita bertemu nya keluarga kita seperti ayah,ibu,adik,kakak dan sebagainya.dan melakukan semua kegiatan yang bersangkutan dengan anggota keluarga kita dirumah
-sekolah, tempat seseoranv itu belajar dengan suasana yang diciptakan dengan melibatkan siswa dengan guru,siswa dengan siswa dengan melakukan interaksi untuk menguatkan ide.
2.TANGGUNG JAWAB
-rumah,dengan kita menjaga nama baik keluarga,menjalankan peraturan yang berlaku dikeluarga tersebut,mengupayakan untuk selalu menjaga keharmonisan keluarga dengan cara saling menyayangi,menghormati,dan menghargai antara anggota keluarga satu sama lainnya.
-sekolah,belajar merupakan tanggung jawab utama seorang siswa disekolah,dengan mengikuti pemebelajaran siswa akan menjadi manusia yang cerdas,uktuk itu siswa harus belajar dengan tekun,giat,dan disiplin untuk mengelola tanggung jawab dan cara menunjukkan rasa tanggung jawab itu dengan datang tepat waktu kesekolah.
3.KEBEBASAN
-rumah,anggota keluarga bebas melakukan apa saja dirumah seperti makan pada saat ia lapar,dan tidak memiliki aturan tertentu.dan dirumah anggota keluarga tidak dilarang berpendapat tentang apa yg terjadi atau yang ia rasakan selagi itu masih sopan.
-sekolah,disekolah seseorang tidak memiliki kebebasam begitu saja.Dalam saat pembelajaran berlangsung seorang siswa tidak dibenarkan makan maupun minum,kecuali ia diizinkan oleh gurunya.
4.PERGAULAN
-rumah,lingkungan keluarga senantiasa diliputi oleh rasa kasih sayang diantara anggota-
anggotanya. Biarpun kadang-kadang terjadi perselisihan-perselisihan
diantara anggota-anggota keluarga itu, namun perselisihan itu tidak
akan memutuskan tali kekeluargaan mereka
-sekolah,diselokah pergaulan bersifat
lebih Zakelijk dan lebih Lugas.Di sekolah harus ada ketertiban dan
peraturan-peraturan tertentu yang harus dijadikan oleh tiap-tiap murid
dan guru. Anak tidak boleh ganggu-mengganggu, masing-masing hendaklah melakukan tugas dan kewajiban menurut peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
Nama: Tomi Juanda Saputra
ReplyDeleteNim: 2110206036
KLS : 2C MPI
1. Suasana
Rumah adalah tenpat anak lahir dan langsung menjadi anggota baru dalam
rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang tuanya dengan gembira dan
malahan sering merayakan dengan mengadakan selamatan/tasyakuran. Di rumah,
anak diasuh oleh orang tuanyan dalam mengatasi segala macam kesukaran.
kebalikan dari segala kepercayaannya kepada orang tuanya.
Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak
dikenalnya. Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada peserta didik tidak
mendalami kasih sayang orang tua kepada anaknya, karena guru dan peserta
didik tidak ditentukan oleh tali kekeluargaan.
2. Tanggung Jawab
Di rumah anak dibiasakan melakukan baik dan perbuatan-perbuatan
buruk. Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi teladan bagi
anak. Sifat-sifat yang baik yang diwujudkan orang tua dalam kutipan, perilaku dan
perilakunya agar ditiru oleh anaknya.
Di sekolah guru merasa bertanggung jawab terutama terhadap pendidikan
otak peserta didiknya. Ia merasa harus memenuhi kewajibannya dan mendapat
nama baik jika muridnya sebagaian besar naik kelas atau lulus dalam ujian.
3. Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila terpisah,
tidur apabila. Saya boleh bermain. Ia tidak dilarang mengeluarkan isi
hati selama tidak melanggar kesopanan.
Di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Di sana ada aturan –
aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus
duduk selama waktu itu pada tempat yang ditentukan pula. Ia tidak boleh
meninggalkan atau menukar tempat, kecuali menyita gurunya. Pendeknya aia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
4. Pergaulan
Di rumah pergaulan diliputi oleh suasana kasih sayang, saling memahami dan
saling membantu. Meskipun di dalam rumah tangga kadang-kadang terjadi
perkelahian kakak adik, tetapi di luar rumah kakak
menjaga adiknya, menjaga nama baik orang tuanya.
Di sekolah pergaulan antara peserta didik dengan peserta acap kali
lebih “lues”. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-masing.